Sunday, April 26, 2009

Belajar Berdagang t-shirt “story part 1”

Berdagang atau berbisnis, kata-kata yang awalnya asing di telinga saya, kenapa???

Sebab dari kecil dan dari lingkungan keluarga tidak pernah sekalipun saya diajarkan untuk melakukan hal tersebut. Ayah saya yang seorang Pegawai Negeri Sipil dan ibu saya yang merupakan ibu rumah tangga yg paling baik sedunia hanya sering berpesan ; kalo kamu punya uang lebih, jangan lupa di tabung ya nakk !!!


Ya, Praktis tiap kali saya mendapatkan uang berlebih baik itu dari sisa uang jajan, uang lebaran, atau angpau dari saudara yang datang, sedikit-demi sedikit saya sisipkan di dompet untuk kemudian saya tabung di bank. Itu berlangsung sejak saya SD sampai kuliah (sehabis sunat saya sudah buka Tabungan sendiri lho di bank).


Saat kuliahlah saya mengenal mata kuliah kewirausahaan, yang awalnya saya anggap sebagai mata kuliah paling menakutkan. Kenapa ??? karena tiap2 dari kita diberikan tugas melakukan transaksi perdagangan, yang tiap bulannya harus dilaporkan perkembangannya baik dari kesulitan dilapangan maupun laporan keuangannya.


Transaksi perdagangan ??? Ya, bagi saya inilah hal terberat yg harus dilakukan, kita dituntut untuk dapat menjual sesuatu kepada konsumen. Inilah yg terus menjadi pikiran, saya termasuk orang dengan tipe pemalu dan pastinya bukanlah seorang sales yang baik, jangankan merayu orang untuk membeli produk, merayu cewek aja saya gemetaran .. (ha..ha…ha…)


Namun, life must go on, mata kuliah ini harus saya lewati dengan nilai yg cukup, untungnya dosen pembimbing memberikan tugas ini sebagai tugas team, jadi saya tidak sendirian, bersama 3 orang kawan saya mulai merencanakan bisnis apa yg akan saya lakukan. Pilihan terakhir yg disepakati yakni kami akan berbisnis membuatkan t-shirt dengan logo jurusan untuk para junior di kampus.



Hari pertama ; Kami menyusup masuk ke ruang kuliah saat pergantian mata kuliah,

singkat, padat, jelas kami kami mempromosikan t-shirt yg akan kami buat lengkap dengan logo designnya. Kami sengaja memasang harga terjangkau, karena kami tidak ingin mengambil profit yg terlalu besar, yang penting kami bisa menjalankan tugas ini. Beberapa junior kami pun tertarik dan menyatakan diri siap dan rela untuk membeli.

Setelah kami list nama konsumen (tercatat 36 orang mahasiswa bergabung sebagai relawan), kami pun mulai bingung, dimana kami akan membuat t-shirt, tak satu pun dari kami memiliki track record sebagai pembuat t-shirt.


Hari-hari berikutnya ;

Kami pun berbagi tugas, 2 orang membeli bahan t-shirt jadi di tanah Abang, sedang kan 2 orang lagi kebagian tugas untuk mencari tukang sablon. Dengan sedikit perjuangan, kami pun mendapatkan t-shirt jadi dan tukang sablon yg kami inginkan, kami melakukan deal harga penyablonan. Waktu yang dijanjikan tukang sablon untuk menyelesaikan pekerjaan ini 2 minggu.


Huuuufff … kami pun sedikit bisa bernafas lega, karena tugas yg diemban, 50% sudah kami kerjakan. Tinggal menunggu waktu t-shirt jadi, lalu kami bagikan, dan kami dapat keuntungan.

He…he…Ternyata berbisnis itu gak susah-susah banget ahhh ….. (begitulah kira2 pikiran yg ada dibenak kami semua saat itu)



Bersambung ……………. (belajar berdagang “story part2”)

0 comments: